UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA
Kedisiplinan penting diterapkan terhadap anak didik. Proses belajar mengajar akan terganggu jika siswanya tidak disiplin. Pengertian displin menurut KBBI adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya.) Nah, kebayang, kan, bagaimana rasanya mempunyai siswa yang tidak menaati peraturan sekolah?
Disiplin merupakan suatu pembiasaan diri, bukan ilmu teori yang jika siswa menghapalnya maka ia lulus bersikap disiplin. Pembiasaan diri ini dimulai dari perangkat sekolah terlebih dahulu; guru dan pegawai yang datang lebih awal dari siswa, misalnya. Maka, untuk menerapkannya ke siswa juga tidak sulit, karena mereka telah melihat tenaga kependidikan dan tenaga didik di sekolah itu telah menerapkan sikap disiplin.
Lantas, bagaimana jika siswa tetap masih berlaku tidak disiplin walau perangkat sekolah telah menerapkannya? Setidaknya ada dua kegiatan yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk menjadikan siswanya disiplin,
Pertama, guru menunggu kedatangan siswa di depan gerbang sekolah. Wajah tersenyum dan sapaan ramah dapat menyenangkan siswa dan memompa semangat belajarnya dipagi hari.
Guru akan tahu siapa siswa yang rajin datang tepat waktu juga yang sering telat. Memberi nasihat kepada siswa terlambat akan membuatnya merasa malu jika perbuatan itu terulang kembali. Dan memberikan hukuman ringan hingga berat jika terlambat berkali-kali. Hal ini dapat mendisiplinkan siswa untuk datang ke sekolah tepat waktu.
Kedua, memeriksa kelengkapan siswa sebelum masuk ke kelas. Berbaris rapi di depan kelas atau di lapangan sekolah dan memeriksa segala atribut siswa, mulai dari nama, simbol sekolah, osis, identitas sekolah di lengan baju, sepatu, pakaian hingga kuku mereka. Guru juga menanyakan siswa yang tidak hadir. Ini untuk mengantisipasi kenakalan siswa yang bolos datang ke sekolah.
Bisa saja siswa tersebut izin untuk berangkat ke sekolah, padahal ia tidak berada di sekolah. Jika terjadi hal buruk dengan siswa tersebut, maka pihak sekolah-lah yang akan ditanyakan. Jika ada siswa yang tidak hadir tanpa adanya keterangan, maka guru bimbingan konseling atau guru piket dapat menghubungi orang tuanya.
Semoga bermanfaat.
Disiplin merupakan suatu pembiasaan diri, bukan ilmu teori yang jika siswa menghapalnya maka ia lulus bersikap disiplin. Pembiasaan diri ini dimulai dari perangkat sekolah terlebih dahulu; guru dan pegawai yang datang lebih awal dari siswa, misalnya. Maka, untuk menerapkannya ke siswa juga tidak sulit, karena mereka telah melihat tenaga kependidikan dan tenaga didik di sekolah itu telah menerapkan sikap disiplin.
Lantas, bagaimana jika siswa tetap masih berlaku tidak disiplin walau perangkat sekolah telah menerapkannya? Setidaknya ada dua kegiatan yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk menjadikan siswanya disiplin,
Pertama, guru menunggu kedatangan siswa di depan gerbang sekolah. Wajah tersenyum dan sapaan ramah dapat menyenangkan siswa dan memompa semangat belajarnya dipagi hari.
Guru akan tahu siapa siswa yang rajin datang tepat waktu juga yang sering telat. Memberi nasihat kepada siswa terlambat akan membuatnya merasa malu jika perbuatan itu terulang kembali. Dan memberikan hukuman ringan hingga berat jika terlambat berkali-kali. Hal ini dapat mendisiplinkan siswa untuk datang ke sekolah tepat waktu.
Kedua, memeriksa kelengkapan siswa sebelum masuk ke kelas. Berbaris rapi di depan kelas atau di lapangan sekolah dan memeriksa segala atribut siswa, mulai dari nama, simbol sekolah, osis, identitas sekolah di lengan baju, sepatu, pakaian hingga kuku mereka. Guru juga menanyakan siswa yang tidak hadir. Ini untuk mengantisipasi kenakalan siswa yang bolos datang ke sekolah.
Bisa saja siswa tersebut izin untuk berangkat ke sekolah, padahal ia tidak berada di sekolah. Jika terjadi hal buruk dengan siswa tersebut, maka pihak sekolah-lah yang akan ditanyakan. Jika ada siswa yang tidak hadir tanpa adanya keterangan, maka guru bimbingan konseling atau guru piket dapat menghubungi orang tuanya.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar